Selasa, 13 Desember 2011

Kebesaran hati ibu



Aku hidup di tanah rantau
Menyelesaikan studi akhir
Orang tuaku ingin aku menjadi orang berhasil
 Menyandang title agar mudah mendapat pekerjaan
Yah aku harus menyelesaikan kuliahku
Agar bisa membantu ekonomi keluargaku

Hari ini kuliah sedang libur kumelangkah meniti jalan di sudut kota
Tak sengaja mataku mengarah pada seorang ibu yang sedang membawa karung di pundaknya
Ku lihat keringat membasahi sekujur tubuhnya
Guratan usia di wajah yang sudah tak muda lagi
Langkahnya tertatih tapi terasa ada semangat yang amat besar di balik semua itu

Rasa iba menghantarkanku untuk menghampiri ibu itu
Ku ajak beliau untuk istirahat
Beliau mengiyakan ajakanku karena tampaknya lelah sudah mendera tubuhnya
Ku tawarkan beliau makan dan minum
Sangat lahap sepertinya beliau lapar

Setelah semua selesai
Aku mulai bertanya untuk menghilangkan penasaranku
“”ke mana anak ibu..? seharusnya ibu istirahat di rumah saja
Beliau menjawab : anak ibu sedang kuliah ibu harus terus bekerja untuk membiayai anak ibu..ayahnya sudah lama meninggal dunia kini tinggal ibu satu satunya tumpuan segala harapan anak ibu
*Tapikan ibu sudah tua,,
Biarlah ,,walaupun kaki ibu berdarah menapak jalan ibu harus tetap tegar demi anak ibu satu satunya, ibu hanya ingin anak ibu kelak tidak merasakan pahitnya hidup seperti kedua orang tuanya ,ibu sangat ingin melihat anak ibu bahagia tak ada tetesan air mata saat menjalani hidupnya
*Anak ibu kuliah di mana..?
anak ibu kuliah di negri seberang di Negara besar
*apa dia tau apa yang sedang ibu kerjakan saat ini..?
Dia tidak tau dari mana asal uang yang selalu ibu berikan karena ibu tidak mau dia bersedih andai dia tau apa yang ibu kerjakan saat ini..ibu selalu berdoa untuknya ,bermunajat kepada sang maha pencipta janganlah di cabut nyawa ini karena tugas ibu belum selesai .

Sungguh mulia hati ibu
tak terasa air mataku menggenang hampir jatuh menetes
aku jadi ingat ibuku di rumah,,ayahku juga sudah tiada
ibu hanya penjual sayuran di pasar,
aku selama ini hanya tau itu tapi tak menyelami kebesaran hatinya
yang bersusah payah membiayai kuliahku hingga ia menggadaikan jiwanya pada pahitnya hidup,
ingin rasanya pulang saat ini juga
memeluk tubuh rentanya mencium kedua kakinya dan membasuh peluh di wajahnya

nak ibu harus kembali bekerja
astagfirllah aku terkejut
rupanya ibu itu harus kembali melangkah meniti harapan untuk anaknya
*Silakan bu, maaf saya telah mengganggu waktu ibu
 
 
Karya : Ilman Lukas

0 komentar:

Posting Komentar